Merubah sesuatu yang telh menjadi kebiasaan tidaklah mudah serta membutuhkan kerja keras dan banyak pengorbanana, apalagi menyangkut pola pikir dari seorang individu.
Untuk menjadi pengusaha kita harus mempunyai motivasi untuk menjalankan sebuah usaha yang ingin kita jalankan. Motivasi itu juga bukan hanya ad didalam diri tetepi juga dari luar diri. Mengalahkan mitos sebagai awal motivasi menjadi pengusaha yang sukses, mengalahkan mitos untuk tidak mempercayai misalnya : wirausahawan bukan dari bakat dan keturunan melainkan dari usaha dari individu yang menjalankan usaha tersebut. Mengubah pola pikir dari tingkah laku yang telah menjadi sebuah kebiasaan, mengubah perilaku memerlukan keberanian dan kerelaan. Motivasi berprestasi disini bahwa seseorang mampu mengembangkan dan meyakini dirinya dan mengelolah kekuatan dan kelemahan, dengan yakin kita akan dapat mewujudkan dari prestasi.
Menurut McGrath dan MacMillan (2000) dalam Rambat (2004), lima karakteristik yang umumnya dimiliki oleh pengusaha adalah:
1. Pengusaha sangat bersemangat dalam melihat atau mencari peluang-peluang baru
2. Pengusaha mengejar peluang dengan disiplin yang ketat
3. Pengusaha hanya mengejar peluang yang sangat baik dan menghindari mengejar peluang lain yang belum jelas
4. Pengusaha berfokus pada pelaksanaan
5. Pengusaha mengikutsertakan energi setiap orang yang berada dalam jangkauan mereka
3. Motivasi Berprestasi
Semakin seseorang meyakini bahwa dirinya dapat mengelola berbagai kekuatan dan kelemahan, maka semakin yakin ia bahwa dirinya dapat mewujudkan suatu prestasi. Mengembangkan pribadi wirausaha identik dengan mengembangkan perilaku wirausaha, yaitu melalui langkah awal mengenali diri sendiri beserta kendala yang dihadapi. Ciri-ciri pribadi wirausaha yang berhasil adalah:
a. Berorientasi pada tindakan dan memiliki motif yang tinggi dalam mengambil risiko untuk mengejar tujuan.
b. Dapat mendayagunakan kekuatan-kekuatan yang dimiliki dan mengurangi kelemahan-kelemahan yang ada.
c. Mempunyai perilaku yang agresif dalam mengejar tujuan atau berorientasi pada tujuan dan hasil.
d. Mau belajar dari pengalaman dalam menjalankan perusahaan dari waktu ke waktu.
e. Memupuk dan mengembangkan pribadi unggul secara terus-menerus.
Seseorang memiliki minat berwirausaha karena adanya suatu motif, yaitu motif berprestasi. David C. McClelland (1971) mengelompokkan kebutuhan menjadi tiga (dikenal dengan tiga motif sosial), yaitu:
1. Kebutuhan berprestasi wirausaha (n-Ach) memiliki ciri-ciri:
a. Senang menetapkan sasaran kerja yang menantang, mengandung unsure moderate risk dan menghindari:
1) Tugas dan tanggung jawab yang terlalu mudah untuk diselesaikan, karena tantangannya rendah.
2) Tugas dan tanggung jawab yang terlalu sukar untuk diselesaikan, karena keberhasilan lebih banyak dipengaruhi oleh faktor keberuntungan.
b. Selalu merasa bahwa apa pun yang terjadi, sebagian besar menjadi tanggung jawabnya.
c. Dalam bekerja selalu ingin memperoleh umpan balik.
2. Kebutuhan akan kekuasaan (n-Pow) memiliki ciri-ciri: a. Berusaha untuk selalu mempengaruhi orang lain atau membuat orang lain kagum terhadapnya.
b. Lebih mementingkan hasil akhir daripada proses.
c. Mempunyai dorongan kuat untuk dilihat sebagai penyelamat, pembantu, penolong, atau ‘pahlawan’.
3. Kebutuhan untuk berafiliasi (n-Aff) memiliki ciri-ciri:
a. Dalam bekerja lebih mementingkan suasana antara orang-orang yang bekerja dibandingkan dengan pekerjaannya sendiri.
b. Lebih memerhatikan reaksi atau sikap orang lain terhadapnya dan merasa tidak nyaman bila orang lain bersikap kurang bersahabat.
c. Dalam melaksanakan tugas sangat dipengaruhi oleh siapa yang akan menjadi rekan kerja. Jadi pertimbangan utamanya bukanlah apakah suatu pekerjaan menarik atau menantang, tetapi dengan siapa ia akan bekerja.
4. Memanfaatkan Kekuatan Pikiran Bawah Sadar
Apa saja yang kita dapatkan hari ini baik disadari maupun tidak, sebenarnya merupakan hasil dari proses kekuatan alam bawah sadar. Proses mental bawah sadar dapat membantu kita melaksanakan kegiatan sehari-hari. Pikiran bawah sadar mampu mengontrol tindakan secara otomatis. Bila anda salah dalam memikirkan sesuatu dan sudah menjadi bagian dari alam pikiran bawah sadar, maka hasil yang akan keluar berupa tindakan juga akan keliru. Prof. George W. Ladd dalam Buchari Alma (2005) menguraikan beberapa faktor atau kondisi yang mendorong semakin produktifnya pikiran bawah sadar, yaittu:
1. Sikap ragu-ragu
Jika anda ragu-ragu tentang sesuatu hal yang sedang anda pikirkan, maka pikiran bawah sadar anda akan membantu menciptakan gagasan pemecahan.
2. Sikap berani
Anda tidak akan berani mencoba jika anda takut berbuat salah, maka jangan takut berbuat salah, karena kesalahan itu adalah hal yang biasa dan kegagalan tidak bisa diramalkan secara tepat.
3. Bermacam-macam pengalaman, memori dan ketertarikan
Bermacam-macam pengalaman, memori, dan ketertarikan yang anda miliki akan sangat membantu memanfaatkan pikiran bawah sadar anda. Sehingga anda akan mampu membuat jalinan hubungan antar berbagai masalah yang anda hadapi.
4. Persiapan yang sempurna dan sungguh-sungguh
Jika anda membuat persiapan secara sungguh-sungguh dan merenungkan masalahnya secar jelas, maka pikiran bawah sadar anda akan membantu mengeluarkan gagasan yang bermanfaat.
5. Menyerah sementara
Jika tidak bisa memecahkan masalh, ada kalanya kita menyerah sementara hingga muncul gagasan baru.
0 komentar:
Posting Komentar